
“Bentuk Unit Layanan Disabilitas (ULD) di 9 Kecamatan”
PANGKALAN BALAI-Kabupaten Banyuasin terus berupaya meningkatkan kualitas layanan di bidang pendidikan. Peningkatan kualitas layanan pendidikan ini bertujuan untuk mewujudkan pendidikan berkualitas yang mengakomodir semua siswa dengan berbagai kondisi di lapangan. Salah satu yang menjadi perhatian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Banyuasin adalah peningkatan layanan pendidikan inklusif bagi peserta didik berkebutuhan khusus.

Upaya peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif di kabupaten Banyuasin dilakukan dengan beberapa kebijakan diantaranya, pembentukan Unit Layanan Disabilitas (ULD) pada sembilan kecamatan yang telah dilaunching beberapa waktu yang lalu. Pembentukan ULD ini juga dalam rangka memberdayakan para guru pembimbing khusus (GPK) yang telah dilatih oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek). Melalui ULD ini para guru yang mengajar di satuan pendidikan penyelenggara inklusif dapat saling berbagi pengalaman dan saling belajar terkait dengan penanganan anak berkebutuhan khusus.
“ULD ini sudah dibentuk dan diresmikan, melalui ULD ini diharapkan pendidikan inklusif akan semakin meningkat kualitasnya,”ungkap Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Banyuasin, Aminuddin saat menyampaikan sambutannya pada pundak Hari Guru Nasional di Graha Segulang Setudung (GSS) rabu, 13 Desember 2023.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar (SD), Mukhlison, S.Sos, didampingi oleh Kepala Seksi (Kasi) Pendidik dan Peserta Didik Bidang Pembinaan SD, Sikin. menurutnya, pendidikan inklusif merupakan isu yang sangat relevan dengan kebutuhan kabupaten Banyuasin.

“kita terus upayakan peningkatan kualitas layanan pendidikan, termasuk bagii peserta didik berkebutuhan khusus di Banyuasin,” jelas Mukhlison di ruang kerjanya, kamis, (13/12).
Masih menurut Mukhlison, Selain membentuk ULD, Dinas Pendidikan juga mengadakan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) pendidik terkait dengan strategi pembelajaran di kelas inklusif. Kegiatan bimtek ini diikut oleh para pendidik yang bertugas dan mengajar di kelas dengan kombinasi siswa berkebutuhan khusus dan siswa reguler.
Untuk memantapkan kemampuan pendidik dalam menangani anak berkebutuhan khusus, Dinas Pendidikan dan kebudayaan juga mengajak beberapa orang guru dan kepala sekolah melihat langsung penanganan anak berkebutuhan khusus melalui kegiatan studi tiru ke Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Banyuasin. Kegiatan studi tiru ini bertujuan untuk memberikan pengalaman langsung dan meningkatkan pemahaman kepada kepala sekolah dan pendidik dalam menangani anak berkebutuhan khusus.
“makanya, kita terus membangun kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk didalamnya SLN Negeri Banyuasin yang memiliki pengalaman luas dalam menangani anak berkebutuhan khusus. Melalui studi tiru ini, diharapkan kepala sekolah dan pendidik semakin paham bagaimana menciptakan lingkungan pendidikan yang nyaman bagi semua anak,”tegas Mukhlison.
Lebih lanjut Mukhlison menjelaskan, selain melakukan bimtek dan studi tiru bagi kepala sekolah dan pendidik, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banyuasin juga mengadakan kegiatan pendampingan pada satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif. Kegiatan pendampingan yang dilakuan oleh tim SLB Negeri Banyausin ini bertujuan untuk melihat langsung proses pembelajaran yang melibatkan anak berkebutuhan khusus di satuan pendidikan.
Akhir dari kegiatan pendampingan tersebut adalah kegiatan refleksi dan evaluasi bagi pendidik sebagai upayan untuk meningkatkan kemampuan dalam menangani anak berkebutuhan khusus, terutama dalam proses pembelajaran. Dan upaya peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif di Banyuasin akan terus ditingkatkan demi mewujudkan pendidikan yang aman, nyaman dan kondusif bagi semua siswa.
Leave a Reply